Helping The others Realize The Advantages Of ngewe

Mataku mendelik ke atas merasakan luapan kenikmatan yang maha dahsyat. Kalau ada yang bilang “dimension does make a difference”, itu benar adanya. Bahkan saat Abah Mahmud hanya bergerak sedikit saja, rasa nikmat yang menjalar begitu deras.

Gerakan itu sudah tentu melesakkan kontol Abah Mahmud deras menggempur pintu rahim ustadzah Khansa. Jeritan kecil terdengar dari balik cadar hitam yang menutupi mulut suci hafidzah 30 juz itu. Deraan kenikmatan yang meluap membuatnya lupa akan besarnya dosa yang ia tengah nikmati. Tak lama, hanya sekitar 2 menitan saja ustadzah Khansa mampu bertahan sebelum ia kembali membanjiri perut buncit Abah Mahmud dengan cairan kenikmatannya.8964 copyright protection164751PENANAdzPwiFNUNN 維尼

Aku tau kalau ustadzah Khansa adalah salah satu santriwati senior di pondok Abah Mahmud dan berumur hampir sama denganku sekitar 22 tahun. Ustadzah Khansa selain sudah hafal thirty juz juga merupakan wanita yang begitu sholihah dan selalu menjaga pandangannya. Meski ia berstatus yatim-piatu, tapi tak membuatnya patah semangat untuk berprestasi dalam menjadi huffaz Qur’an.

Aku pun hanya bisa terdiam karena jujur saja tubuhku benar-benar lemas. Nafasku ngos-ngosan seperti baru saja lari one kilometer. Tampak Abah Mahmud masih menanti jawabanku.

Abah Mahmud segera menepis tanganku dan menggantikan dasterku sebagai pembersih cairan orgasmeku. Geli bercampur nikmat kembali kurasakan saat lidah dan mulut Abah Mahmud mulai menjilati dan menghisap bersih setiap tetes cairan orgasme yang membasahi memekku.

Meski begitu, dalam perihal ranjang memang kami tak terlalu banyak ada perubahan. Saat itu aku pun juga tak berpikir tentang variasi dalam urusan seks. Yang kutahu hanyalah sebatas apa yang selama ini aku lakukan bersama mas Fahmi.

Also, if a Bodily indication or symptom — which include vaginal dryness — is interfering with your sexual enjoyment, ask about remedy choices. Such as, a lubricant or other medication can assist with vaginal dryness linked to hormonal adjustments or other aspects.

Meski lelah, tapi tubuhku tetap bergolak ingin merasakan lebih. Aku pun mengangguk lemah yang kemudian disahut dengan senyuman Abah Mahmud.8964 copyright protection164751PENANAJZDnVVEKCb 維尼

Advocates for Youth associates with youth leaders, adult allies, and youth-serving companies to advocate for procedures and winner systems that figure out adolescents’s legal rights to sincere sexual overall health information and facts and accessible, confidential, and affordable sexual overall health services.

Urusan ranjang pun mas Fahmi juga ‘memuaskan’ menurutku. Bagiku yang masih sangat awam saat itu untuk urusan seks, mas Fahmi bisa tetap membuatku take pleasure in saat pertama kali viagra aku melepaskan keperawanannku untuknya. Ia begitu pintar menghadirkan suasana yang bisa menggugah libidoku. Malam itu aku pun tak tau harus bagaimana memulainya. Untung saja mas Fahmi perlahan melakukan pendekatan dengan memelukku, kemudian mulai mencumbuiku dibagian-bagian sensitif, terutama di telingaku yang saat itu masih tertutup khimar jumbo.

Setelah sekitar two bulan lamanya kami tinggal di pondok, kemudian secara mendadak Ummah Hawa memberitahu kalau pondok akan ditutup paksa. Ia tak memberikan penjelasan detil kenapa Pondok ditutup, tapi menurut berita yang beredar terjadi ketidak-cocokan antara Abah Mahmud dan Yayasan Pondok.

Bleshh.. kontol panjang Abah Mahmud kembali tenggelam ke memek sempit muslimah umur 22 tahun itu. Kali ini kedua tangan ustadzah Khansa bertumpu di dada Abah Mahmud dan dengan posisi jongkok ia mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. PLOK! PLOK! PLOK! Sebuah harmoni yang begitu membakar syahwat berpadu apik dengan erotisnya cadar syar’i yang menutupi wajah sang hafidzah. Aku hanya mampu mendesah tertahan melihat bokong bulat Ustadzah Khansa yang mulus tanpa cela seperti ditusuk benda besar di sela-selanya. Begitu jelas memeknya merekah lebar karena ukuran kontol lelaki arab yang memuaskan dahaga selakangan setiap wanita yang mencicipinya.

Mataku terpejam sembari menggigit kuat bibir bawahku sementara kedua tanganku mencengkram bantal dan sprei tempat kami bersetubuh. Kedua kakiku mengangkang lebar, seolah-olah pasrah menyerahkan bagian paling berharga di tubuhku itu untuk dinikmati oleh lelaki. Toketku berayun-ayun mengikuti irama sodokan mas Fahmi yang mulai makin kencang. Aku pun tak mampu lagi mengendalikan suara desahanku.

Sesampainya di pondok, aku langsung menuju ruang kelas tempat Abah mengajar. Rasa malu ku untuk berjumpa dengan Abah sudah sedikit berkurang. Meski begitu tetap saja aku menghormatinya sebagai seorang yang Alim dan juga Hafidz. Hanya sekitar three menit berjalan kaki saja hingga aku sampai di kelas Abah. Ruangan kelas berukuran cukup luas yang bisa menampung hingga 30an santriwati. Semua santriwati belajar dengan sebuah bangku dan duduk lesehan beralaskan karpet sementara antara Abah dan santriwati dibatasi sebuah kain hijab besar berukuran sama dengan lebar dan tinggi ruangan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *